KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2.
PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Oleh : Sahriyal CGP 2 Kabupaten Pesawaran
Setiap pemimpin dalam
oraganisasi apapun memiliki tanggung jawab untuk dapat memanfaatkan semaksimal
mungkin sumber daya yang dimiliki oleh organisasi tersebut untuk mencapai
tujuan bersama. Memanfaatkan dalam arti mengelola secara optimal untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati bersama. Demikian juga sebagai pemimpin
pembejaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal dan berkualitas
maka pemimpin pembelajaran harus mampu menggapainya dengan sumber daya yang
dimilikinya.
Dalam pengelolaan sumber
daya yang ada, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan pendekatan inkuiri
apresiatif, yaitu melihat pada kelebihan-kelebihan atau kekuatan yang dimiliki,
sehingga dapat secara maksimal memacu perubahan dengan potensi yang dimiliki.
Bukan justru sebaliknya, hanya memprhatikan pada kekurangan-kekurangan yang
dimilki yang justru akan membuat pesimis dalam mecapai tujuan yang disepakati.
Dalam pengelolan sumber
daya dikenal dua pendekatan yaitu Defisit based thinking (pendekatan berbasis
kekurangan) dan asset based thinking (pendekatan berbasis aset). Sebagai
pemimpin pembelajaran sangat dianjuran untuk menggunakan pendekatan asset based
thinking, untuk dapat terus bergerak mencapai tujuan yakni visi misi sekolah
dengan aset yang dimiliki. Dengan demikian diharapkan tetap ada progress untuk
mencapai visi misi.
Selain itu, dengan
menggunakan aset based thinking maka diharapkan dapat memaksimalkan semua
potensi aset yang dimiliki untuk membantu proses pembelajaran yang lebih
berkualitas.
Diantara aset-aset yang ada
di sekolah itu adalah 1. Aset manusia, 2. Aset sosial, 3. Aset Fisik, 4. Aset lingkungan/alam,
5. Aset Finansial, 6. Aset Politik, 7. Aset Agama dan budaya. Ketujuh aset ini
adalah modal utama bagi pemimpin pembelajaran untuk dapat menunjang
pembelajaran yang berpihak pada murid dengan kualitas yang lebih baik.
Kecermatan dalam memetakan aset-aset yang ada serta kepiawaian dalam mengelola
dan memnafaatkannya adalah kunci utama dalam mencapai pembelajaran yang
berkualitas khususnya dan mencapai visi misi secara umum.
Pemimpin pembelajaran dalam memimpin sumber daya dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif dan aset based thinking sangat erat kaitannya, dan memiliki kesamaan dalam hal melihat dari sisi positif pada permasalahan yang ada, sehingga tidak menjadikan alasan kekurangan dan sisi negative untuk berhenti dan pesimis.
Demikian juga erat kaitannya antara pemimpin pembelajaran ketika memimpin sumber daya dengan teknik coaching. Dalam teknik coaching seorang coachee menemukan sendiri jalan keluar dari permasalahannya dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali potensi yang ada pada diri coache, bukan menampakkan permasalahan atau kekurangan yang ada dalam diri coachee. Ini berarti bahwa coachee yang merupaka salah satu aset yang dimiliki sekolah, ketika diberikan dukungan dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya.
Saya sebagai CGP sekaligus
pemimpin pembelajaran di kelas-kelas, setalah memahami materi pada modul 3.2
ini ada perubahan paradigm dalam hal meningkatkan kualitas pembelajaran. Dulu yang
saya fikirkan adalah masalah apa yang kurang dan tidak ada dikelas, untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga apa yang terjadi. Tidak ada progress
sedikitpun untuk berubah menjadi lebih baik, seakan-akan dalam fikiran ini
sudah terpatri pemahaman bahwa kemajuan atau perubahan kualitas itu hanya akan
terjadi jika apa yang tidak ada, apa yang kurang tadi menjadi ada.
Namun kini paradigma itu
sudah berputar dan meyakini bahwa apa yang tidak ada tadi bukanlah satu-satunya
hal yang dapat menjadikan perubahan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Mulai
saat ini saya berusaha untuk melakukan perubahan-perubahan dengan apa yang ada semaksimal mungkin.
Salam dan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar